-->
  • Jelajahi

    Copyright © PARADIGM
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Keadaan Kita, Pusisi Gus Mus Dan Corona

    Kusnadiaal
    Kamis, 16 April 2020, Kamis, April 16, 2020 WIB Last Updated 2020-04-15T21:55:41Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini

    Oleh: Kusnadi.

    Suasana berbeda dengan pulangnya perantau. Terlihat cemas dan ketakutan dibalik kerinduan yang ingin disampaikan kepada kampung halaman. Mereka takut menebar petaka, mereka cemas akan ada virus yang terbawa pulang.

    Mereka menyendiri ditempat-tempat sunyi. Sambil menatap langit dengan tangan menengadah seraya memohon agar semuanya dilimpahkan kesehatan.

    Warga terlihat panik dan menjaga jarak antar sesama, silaturahim diganti dengan sapaan di jejaring media sosial, begitupun seluruh kegiatan hampir dilakukan di dunia maya. Masyarakat mulai menjaga kebersihan, kesehatan menjadi barang yang sangat di dambakan. Dan dari situ muncul rasa kebersamaan untuk saling menguatkan satusamalain.

    Setiap negara mengambil sikap untuk menangani Pandemi virus ini, di Indonesia dengan tes kesehatan masal seperti yang pertamakali diterapkan di Korea Selatan. Kebijakan ini ditinjau dari berbagai aspek, diantaranya kelangkaan bahan pangan hingga perekonomian yang diperkirakan mengalami kelumpuhan.

    Selain itu, pemerintah juga menerapkan konsep tambahan yang sering disebut socil distance. Konsep ini memperkirakan jarak dari satu orang ke orang lainnya. Dengan jarak tersebut, masyarakat jadi tau mana jarak aman untuk berdekatan, yang menyebabkan sistem penularan tidak berjalan.

    Dalam perspektif agama, Allah tidak mungkin menciptakan suatu makhluk tanpa adanya kemanfaatan. Tidak ada satu pun makhluk yang diciptakan Allah dalam keadaan sia-sia (Surat Shad ayat 27).

    Namun seringkali manusia tidak menemukan makna diantara kejadian yang menimpa. Mereka terus menerus larut dalam permasalahan hingga melupakan Pencipta. Padahal, dibalik permasalahan yang ada, terdapat pesan cinta dari Tuhan untuk kita.

    Tuhan, engkau sepikan tempat-tempat kesibukan kami. Engkau sunyikan tempat kami membanggakan kelompok kami. Bahkan engkau senyapkan rumah-rumahMu yang selama ini kami ramaikan hanya untuk memuja diri-diri kami. MengingatMu pun demi kepentingan kami sendiri. Penggalan puisi “Talbiyah Dalam Kesendirian” karangan Gus Mus bisa membantu kita menemukan pesan cinta dalam permasalahan virus corona.


    Lihatlah, kita berlomba-lomba terlihat hebat dihadapan sesama. Menceritakan laku soleh agar mendapat pujian dari semua manusia. Dalam beribadah, tak jarang muncul rasa sombong, menganggap yang maksiat lebih rendah daripada kita. Menganggap yang bekerja siang malam melupakan kehadiran Tuhannya. Hati kita dilingkupi rasa bangga, dan terus menerus menganggap rendah terhadap makhluk lainnya.

    Maka inilah wujud cinta Tuhan, menyepikan segala tempat yang bisa digunakan sebagai ajang kesombongan. Menyadarkan manusia dalam kesendirian, agar mereka bisa berkaca dan bermuhasabah untuk kembali ke jalan yang benar. Dalam keadaan sepi, mereka akan sibuk beribadah tanpa adanya unsur kesombongan. Menikmati segala laku ibadah tanpa mengharap pujian dari orang.

    Semoga kita semua senantiasa diberikan kesehatan dan kekuatan. 
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    NamaLabel

    +