-->
  • Jelajahi

    Copyright © PARADIGM
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Perayaan Dan Hakikat Hidup

    Kusnadiaal
    Selasa, 01 Desember 2020, Selasa, Desember 01, 2020 WIB Last Updated 2020-12-01T02:56:33Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini


    Foto : ilustrasi



    Perayaan dan Hakikat Hidup


    “Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (Q.S. An-Nahl: 70)

    “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian,…” (Injil surah Mazmur 90:12)


    Sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih atas doa dalam perayaan hari lahir saya pada hari ini. “Selamat ulang tahun semoga sehat, sukses, dan Allah senantiasa melindungimu dengan cinta kasih-Nya, semoga doa-doa yang terungkap akan dikabulkan-Nya”, kalimat inilah yang pertama kali saya terima dari sahabat dekat saya pagi tadi. Tetapi ada juga ucapan lain, seperti, “selamat hari menetas”, “cie yang tambah tua… traktiran”, dan ungkapan lucu lainnya dan semua itu saya yakin mereka bermaksud baik.

    Usia dan Perayaan

    Usia saya sekarang menginjak 24 tahun. Sudah cukup umur untuk tumbuh dewasa dalam beberapa hal, seperti pada pola pikir, gaya hidup, dan tindakan lainnya, namun belum cukup siap rasanya untuk membangun sebuah rumahtangga. Hehe, (ngeles nih ceritanya)…. Tetapi bukan itu yang ingin saya bahas di sini, dalam konteks ini saya akan mencoba membahas tentang makna “usia”.

    Apa makna usia sesungguhnya? Pasti kalian sudah memiliki jawaban tentang itu. Menurut saya pertanyaan ini penting. Usia, menurut saya, bisa kita umpamakan seperti sepotong kayu yang dibakar api. Jika kayu itu sepanjang satu meter maka semakin lama kayu tersebut bukan semakin panjang, justru semakin pendek dan terus memendek, sampai akhirnya api pun mengakhiri pembakarannya.

    Usia juga bisa kita umpamakan air dalam sebuah ember, tiap saat segelas demi segelas air dalam ember tersebut diambil, semakin hari maka isi air dalam ember tersebut akan habis dan ember pun menjadi kosong tak berisi. Banyak lagi perumpamaan yang dapat kita buat terkait dengan usia.

    Mengutip dari pernyataan Ar Razi
    "Jika hilangnya masa dipahami sebagai hilangnya modal, sedangkan modal manusia adalah usia yang dimilikinya, manusia pun selalu mengalami kerugian. Sebab, setiap saat, dari waktu ke waktu, usia yang menjadi modal utamanya terus berkurang."

    Hampir bisa dipastikan, jika usia itu digunakan manusia untuk bermaksiat, ia benar-benar mengalami kerugian. Bukan hanya tidak mendapatkan kompensasi apa pun dari modalnya yang hilang, namun lebih dari itu. Apa yang dilakukan dapat membahayakan dan mencelakakan dirinya.

    Dengan bertambahnya usia secara kuantitas maka secara kualitas kondisi fisikpun semakin menurun, semakin bertambah semakin menurun. Tingkat penurunan kualitas fisik, ada yang langsung down dan ada pula yang tampak begitu lambat penurunannya. Hal ini berkaitan erat dengan sikap hidup serta manajemennya, atau bahasa sederhananya “gaya hidup” seseorang. Begitulah kehidupan dan prosesnya.

    Pertanyaan kecil pun menggantung di kepala saya. Mengapa usia yang semakin pendek ini perlu kita maknai, hingga perlu sebuah perayaan? Bukankah hal semacam ini sudah niscaya dialami oleh setiap makhluk?

    Ulang tahun bukan merayakan atau mengulang tahun yang sudah berlalu. Ulang tahun adalah bertemunya penanggalan usia kelahiran pada tahun yang berbeda Hanyar itu.

    Saat seseorang merayakan ulang tahun, kerap kali ia akan mendapat ungkapan selamat berupa doa-doa, seperti panjang umur, sehat, rezeki, jodoh, dll. Saat lagu ulang tahun dinyayikan dengan syair “panjang umurnya”, lalu kita kaitkan dengan perumpaman sebagaimana api memakan kayu bakar tadi, tentu amatlah tidak cocok sekali.

    Memang tidak ada korelasi antara usia dengan perayaan ulang tahun seseorang. Karena secara kuantitas memang usia bertambah, namun secara kualititas juga ia berkurang. Kondisi fisik berkurang, tiap orang tidak akan pernah tahu sampai usia berapa ia masih bisa bertahan hidup. Kali ini kita akan memaknai ulang tahun dengan cara lain.

    Memahami Ulang

    Nah, jika kita tidak dapat memaknai usia dari segi kuantitas (hakikat usia), maka kita akan memaknai dari sisi kualitas hidup. Momen ulang tahun dapat dipahami sebagai media untuk merefleksikan kualitas diri. Kiranya kita dapat mengajukan beberapa pertanyaan. Apakah di usia hidup ini kita sudah memberi manfaat untuk kehidupan, atau tidak? Apakah kita semakin baik, atau sebaliknya? Apakah sikap sosial kita kepada sesama terdapat perubahan menuju lebih baik, atau justru sebaliknya? Dengan mempertanyakan kualitas dan sumbangan hidup untuk kebaikan semacam itu, maka akan memberi motivasi diri untuk membuat hidup menjadi lebih memiliki makna.

    Beberapa pertanyaan diatas dapat dijawab secara mendasar dengan cara yang cukup sederhana, yaitu dengan mengetahui “hakikat hidup” kita yang sesungguhnya. Hidup adalah rangkaian peristiwa. Ada peristiwa yang “sedih” dan ada yang peristiwa yang “menyenangkan”. Orang tidak boleh memilih salah satu dari antara keduanya, jika ia ingin sampai pada kebahagiaan. Kebahagiaan hanya dapat diraih, jika orang mampu menerima semua peristiwa dengan lapang dada, tanpa memilih apapun. Kiranya inilah inti utama dari keutamaan hakikat hidup. Walau bagaimana pun ulang tahun termasuk salah satu cara mendapatkan kebahagiaan itu, tapi bukan hanya itu.

    Jadi, momen perayaan ulang tahun, bisa kita maknai sebagai bahan refleksi untuk mempertanyakan kualias hidup kita di dunia ini. Dengan mempertanyakan siapa sesungghunya kita, dan apa tujuan kita dilahirkan, hal ini akan memberi pelajaran hidup yang bermakna bagi manusia. Dengan memahami makna hidup dan perayaan hidup (ulang tahun) semacam ini, saya yakin, seorang akan mampu menghindari perayaannya secara berlebihan, yang penuh dengan euforia berlebihan dan semu tanpa makna.

    Semoga kita semakin bisa memaknai momen ulang tahun untuk hidup dan kehidupan yang lebih baik. Hal ini dapat dilakukan oleh semua orang, meski bagi orang yang tidak sedang merayakan ulang tahun sekalipun.

    Selamat Ulang tahun bagi yang ulang tahun hari ini, semoga sehat, sukses dan Allah senantiasa melindungimu dengan cinta kasih-Nya.


    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    NamaLabel

    +