masukkan script iklan disini
 |
| ilustrasi banjir/paradigm |
Ternyata selama berhari-hari kita disuguhkan dengan berbagai macam pemberitaan, banyak orang yang rumahnya terendam air (sampai terpaksa ditinggalkan), dan orang-orang mengungsi di mesjid-mesjid, di pelataran toko, digedung-gedung sekolah.
Tentu hal ini menggugah hati kita semua dan mengguncangkan pikiran banyak orang. Bukan hanya musibah ini mendatangkan penderitaan dalam berbagai bentuk dan ukuran bagi ratusan bahkan ribuan orang, melainkan juga menjadi beraneka ragam pertanyaan dan bahan renungan.
Apakah musibah ini memang takdir tuhan? Ataukah ini kesalahan manusia juga? Atau kita harus menerima ini dengan sabar dan tawakal oleh nasib yang menimpa banyak orang, ataukah harus berbuat sesuatu untuk mengatasinya? Lalu kalau sudah begitu, apa saja kekurangan hang terjadi, dan siapa yang harus bertanggung jawab?
Mungkin, ketika sejumlah besar orang sudah berhari-hari tidak bisa ganti pakaian dalam keadaan kelaparan dan kedinginan, dan ketika banyak anak-anak yang sudah kena penyakit gatal-gatal, diarhee, sesak napas dan lain-lain, banyak juga yang mempertanyakan tentang efisiensi kerja pemerintah dan kebenaran sistem politik, ekonomi, sosial yang dianut oleh negeri kita dewasa ini.
HIKMAH DIBALIK MUSIBAH BANJIR
Banjir yang mendatangkan kesengsaraan bagi banyak penduduk, siaran televisi yang banyak menyajikan cerita-cerita yang mengharukan dan menyedihkan tentang penderitaan mereka itu.
Musibah banjir ini diharapkan bisa menjadi "cambuk" yang memukul atau untuk membangunkan kalangan atas dari tidur dan mimpi mereka. Sehingga mereka bisa melihat jelas realitas kongkret bahwa banyak hal yang perlu diperbaiki, diubah, bahkan dibongkar.
Hikmah lainnya adalah banjir ini bisa merupakan pelajaran bagi masyarakat, sehingga mereka bisa bersikap lebih kritis terhadap langkah-langkah atau politik berbagai institusi pemerintah. Baik DPR, DPRD, dan juga kalangan swasta.
Di samping itu, banjir besar ini juga telah melahirkan aspek positif, yang berbentuk berbagai aksi solidaritas yang lahir secara spontan di kalangan masyarakat sendiri. Aksi solidaritas yang berkembang di kalangan penduduk ini adalah segi yang indah di tengah-tengah penderitaan rakyat korban banjir.
Hikmah lainnya adalah bahwa dalam menghadapi musibah besar ini, makin kelihatan lebih jelas lagi bagi banyak orang, siapa-siapa saja atau golongan yang mana saja yang betul-betul bersikap peka terhadap kepentingan rakyat, dan mana pula yang tidak peduli atau bahkan terus membuta-tuli saja terhadap penderitaan rakyat.
Lantas apakah kita bisa berfikir sejenak soal yang berkaitan dengan pengelolaan tanah dan tata ruang. Misal, di Subang sendiri dibangunnya Subang Smartpolitan yang sudah merusak kawasan luas dan seharusnya dipeetahankan sebagai daerah resapan air (misal ya)
