-->
  • Jelajahi

    Copyright © PARADIGM
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Hobi Pelihara Ikan Cupang Sejak Lama, Kusnadi Kini Mulai Merekah Kembali

    Kusnadiaal
    Rabu, 14 Oktober 2020, Rabu, Oktober 14, 2020 WIB Last Updated 2020-10-13T16:18:19Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini

    Kusnadi bersama ikan-ikan cupang di farmnya Sawangan, Cipeundeuy, Subang, Jawa Barat, Minggu (11/10/20).

    Ikan hias sempat menjadi buruan masyarakat berbagai daerah di Indonesia. Pandemi Covid-19 yang memaksa orang harus meminimalisir kegiatan di luar rumah membuat hiburan di rumah sangat penting agar tidak penat dan stres.

    Tentu hal itu menjadi peluang usaha yang menarik bagi beberapa kalangan masyarakat. Tidak sedikit orang yang tiba-tiba menjadi reseller ikan cupang hias karena memang tergiur dengan keuntungan yang ditawarkan.

    Namun tidak begitu dengan pembudidaya ikan cupang Kusnadi di Sawangan, Cipeundeuy, Subang, Jawa Barat. Pasalnya, bukan hanya saat ini saja Kusnadi mendapat keuntungan dari berjualan ikan cupang hias, melainkan sudah beberapa tahun sebelumnya ia menggeluti usaha ikan cupang ini.

    Anak muda berusia 23 tahun itu mengaku sudah sejak dibangku Sekolah Dasar (SD) mulai hobi memelihara ikan cupang. Awalnya ia hanya mengumpulkan ikan hias dengan membeli satu-dua ikan hias dari pedagang keliling yang lewat depan rumahnya.

    Namun lama kelamaan, ikan tersebut terkumpul menjadi banyak. Saat itu Kusnadi hanya bermodal botol bekas untuk memelihara ikan-ikan cupangnya. Sama seperti mengumpulkan ikan cupangnya satu per satu, wadah berupa botol itu pun juga dikumpulkan sedemikian rupa hingga waktu itu mencapai 60 buah.

    "Uang untuk beli ikan itu biasanya dikasih orangtua," kata Kusnadi saat ditemui di Farm nya, Minggu (11/10/20).

    Seiring berjalannya waktu, Kusnadi mulai kembali fokus menjalankan hobinya itu sekitar satu Tahun kebelakang.

    Dia mulai berusaha memasarkan ikan cupangnya di berbagai tempat, mulai dari pasar malam di daerahnya hingga jualan via flatform media seperti Facebook dll dengan cara Cash On Delivery (COD), sampai akhirnya ia bisa terus memperbaiki tempat atau farm ikan cupangnya hingga cukup banyak.

    Pundi-pundi rupiah yang mulai terkumpul itu akhirnya disisihkan juga untuk membuat kolam ikan di halaman rumahnya. Masih dibantu orangtua, kolam ikan mulai terbentuk satu demi satu.

    Meski belum banyak kolam yang berhasil dibuat, tapi rasa senang dan semangat terus berlanjut sampai pada suatu ketika ada orang yang berkenan memborong hampir seluruh ikan hiasnya. Dari situlah, Kusnadi bisa membeli kebutuhan hidup lainnya hingga membangun lebih banyak kolam ikan.

    Sampai dengan masuk di tahun 2020, usaha ikan cupang hiasnya mulai beranjak pesat. Artinya, Kusnadi sudah punya beberapa pelanggan dan tidak perlu khawatir soal pesanan yang akan datang.

    "Baru sekitar tahun 2019-2020 itu menjadi puncak-puncaknya penjualan ikan sangat mudah dan cepat untuk mendapat untung. Bisa dibilang usaha ikan cupang melonjak drastis," ujarnya.

    Farmnya Kusnadi "Master Betta" di Sawangan, Cipeundeuy, Subang, Jawa Barat, Minggu (11/10/20).

    Kecintaan Kusnadi dengan ikan cupang tidak perlu diragukan lagi. Berbeda dengan orang-orang yang hanya menjadi reseller saja, ia justru lebih memilih untuk membudidayakan sendiri ikan-ikan cupangnya.

    Saat ini, dikatakan Kusnadi, ada beberapa jenis yang dibudidayakan di beberapa kolam di belakang rumahnya itu. Jenisnya diantaranya plakat koi, plakat helboy, plakat Fancy Cooper (FCCP) dll.

    "Sudah sejak dulu memang cinta sama ikan, tidak pernah berpikir bahwa akan ada pembeli sampai pemborong ikan-ikan cupang ini. Karena awalnya juga karena hobi untuk dikoleksi dan mencoba dikembangbiakkan sendiri," ungkapnya.

    Menurutnya, hasil dari puluhan tahun suka dengan ikan cupang sekaligus menjualnya sangat mengubah hidupnya. Membangun kolam, hingga displaynya sekarang menjadi lebih layak berkat ikan cupang. Hal itu yang membuatnya akan terus merawat sebaik mungkin ikan-ikan cupang yang ada di kolamnya.

    Terkait pemasaran ikan-ikan tersebut, pihaknya mempunyai tempat sendiri untuk berjualan.

    Dijelaskan bahwa ia dulu belum pernah menjual dengan sistem online, namun sekarang sudah menggunakan sistem online.

    "Sekarang jualan secara online, namun bisa juga untuk datang langsung," tuturnya.

    Apresiasi ikan cupang sudah bagus

    Menurut Kusnadi, di Sawangan sendiri ikan hias untuk saat ini sudah sangat banyak orang yang tahu. Bahkan bukan hanya sekadar tahu bahwa ikan cupang untuk hiburan saja melainkan bisa juga untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.

    Kusnadi menyampaikan sekarang tidak sedikit orang yang ingin membudidayakan ikan-ikan cupang hias karena memang tergiur dengan keuntungan yang didapat. Namun memang tidak bisa dipungkiri olehnya bahwa saat ini pemasaran ikan cupang sudah sangat mudah ketimbang beberapa tahun sebelumnya.

    "Ketersediaan ikan cupang saya saja sudah kurang-kurang sekarang. Belum sampai ke pasar luar negeri, hanya dalam kota saja masih kurang. Soalnya memang kalau budidaya itu terbatas, kalau reseller memang banyak," terangnya.

    Musim hujan bahaya bagi ikan

    Memasuki musim penghujan, kata Kusnadi, perlu ketelatenan dan usaha ekstra untuk menjaga ikan-ikan cupang yang berada di kolam terbuka. Pasalnya kepekatan air yang akan berubah drastis saat tercampur air hujan bisa berakibat buruk bagi ikan.

    Penanganan seperti penggantian air kolam seusai diguyur hujan menjadi perlu untuk dilakukan secara rutin. Kalau tidak, Kusnadi menyebut bukan tidak mungkin ikan-ikan yang ada di kolam bisa mati karena perubahan kandungan air tadi.

    "Musim hujan menjadi riskan bagi ikan-ikan di kolam luar ini, apalagi ikan yang masih tergolong berusia muda," jelasnya.

    Lebih lanjut Kusnadi menjelaskan, perubahan sangat kontras di air kolam akan dengan mudah terjadi jika terus menerus diguyur hujan selama kurang lebih 3-5 jam. Meski ikan masih bisa bertahan 2-3 dengan mengambang tapi jika tidak serius dalam penanganannya justru akan menjadi kerugian bagi pembudidaya.

    Saat krusial berada di hujan pertama hingga ketiga yang kemungkinan berdampak besar pada ikan. Selain karena memang faktor alam waktu awal-awal itu memang yang terparah. Namun disampaikan Kusnadi setelah hujan turun 6-7 kali, ikan di kolam sudah bisa beradaptasi lebih baik.


    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    NamaLabel

    +